Pijarnusa.com – Persatuan Bola Basket Indonesia (Perbasi) Kota Bogor, Jawa Barat, memberikan sanksi larangan bermain selama satu tahun kepada pelajar berinisial RCH asal SMP di Kabupaten Bogor.
Sanksi ini dijatuhkan setelah RCH memukul pelajar asal Kota Bogor berinisial AM dalam kompetisi turnamen bola basket Sekolah Dian Harapan (SDH) Cup 2025 pada 17 Februari 2025.
Orangtua korban pemukulan, Althaf Tauhid, menyampaikan informasi tersebut usai mediasi yang digelar pada Jumat (21/2/2025).
“Ada sejumlah konsekuensi yang diinformasikan oleh Perbasi Kota Bogor bahwa pelaku mendapatkan larangan hukuman bermain selama satu tahun ke depan di ruang lingkup Kota Bogor,” ungkap Althaf.
Dalam pertemuan mediasi tersebut, orangtua pelaku pemukulan juga telah meminta maaf atas tindakan anaknya.
“Hari ini sudah terjadi mediasi antara kami keluarga korban dengan orangtua pelaku. Orangtua pelaku mengakui ada kesalahan. Lalu ada permintaan maaf yang kami tunggu selama ini,” tuturnya.
Meskipun permintaan maaf dan sanksi telah diberikan, Althaf berharap adanya efek jera yang lebih kuat agar pelaku tidak mengulangi perbuatannya.
Selain larangan bermain selama satu tahun, pihak sekolah juga memberikan skorsing selama tujuh hari kepada pelaku.
“Meskipun permintaan maafnya kami terima, kami memohon agar ada peninjauan lagi karena ini terkait dengan pemberian efek jera,” sebutnya.
“Larangan satu tahun dan skorsing tujuh hari dari pihak sekolah saya rasa ini masih terlalu ringan,” tambah Althaf.
Sebagai dampak dari kejadian ini, Perbasi Kota Bogor bersama Perbasi pusat tengah melakukan evaluasi terhadap aturan penyelenggaraan turnamen bola basket tingkat pelajar atau antarsekolah.
“Nah, sekarang Perbasi Kota Bogor dengan pusat sedang merumuskan aturan atau sanksi dalam turnamen antarsekolah. Karena selama ini kan yang diatur itu hanya di level klub saja,” imbuh Althaf.
Solon Sihombing mengutuk keras insiden kasus pemukulan yang terjadi di turnamen antar pelajar di Kota Bogor.
Dan sangat menyesalkan terjadinya peristiwa seperti itu dalam dunia olahraga apalagi kaum remaja kita bagaimana seorang menjadi atlit besar jika masa muda seperti ini melakukan tidak terpuji dan tidak sportif.
Kiranya Perbasi memberikan hukuman yang setimpal sehingga efek jerah terjadi dan tidak terulang lagi pada peristiwa olahraga apapun di Negara ini.
Dimikian harapan saya sebagai praktisi olahraga dan praktis media pada wartawan demikian saya mohon tindakan yang sangat pantas dan bisa menjadi efek jerah kepada para pelaku seperti ini.
“Dan pelajar tidak boleh melakukan hal yang tidak terpuji apalagi menjadi contoh dan menjadi generasi muda bangsa ini dimasa yang akan datang,”tegasnya.***