RESHUFFLE KABINET BERIKUTNYA SUATU KEBUTUHAN MENDESAK

OPINI247 Views

PIJARNUSA – Reshuffle Rabu Pahing 15 Juni 2022 lalu, sudah menjadi rahasia umum tidak seperti yang diharapkan Presiden Jokowi karena terkendala ketidaksepatan dgn beberapa Ketum Partai Koalisi.

Presiden Jokowi ingin sekali Reshuffle Kabinet 15 Juni “besar-besaran” untuk dapat mengejar ketinggalan dan menyelesaikan Program-Program Pembangunan selama sisa 2 tahun ke depan di masa Pemerintahannya yg ke dua ini.

*Tidak benar Reshuffle yang dikehendaki Presiden Jokowi sekedar akomodasi kepentingan politik saja* seperti yang dituduhkan beberapa pengamat dan sinisis.

KENAPA RESSHUFFLE KABINET SEGERA DIPERLUKAN LAGI ?

Masa Pemerintah Presiden Jokowi pertama ( 2014-2019) telah terjadi 4 kali Reshuffle.

Masa Pemerintahan Presiden Jokowi Kedua ( 2019-2024) dgn Reshuhuffle 15 Juni kemarin sudah terjadi 3 kali Reshuffle.

Ini beberapa alasan perlunya Reshuffle segera :

Selama 2 Tahun mengalami Pandemi Covid-19 Program- Program Pembangunan yg dicanangkan sebelumnya mengalami stagnasi ( atau bbrp bisa dikatakan mengalami kemunduran) karena semua anggaran dan fokus beralih ke penanganan Pandemi Covid-19.Sekarang ini baru mau bangkit lagi dari babak belur akibat Pandemi Covid-19.

Dunia sedang memasuki masa Resesi. Resesi saat ini terutama akibat dari dampak Perang Ukraina Vs Rusia yg berkepanjangan. Akibat perang di Eropa ini telah menimbulkan krisis energi dan krisis pangan dunia dan akhirnya menaikkan inflasi hampir di semua belahan dunia dan juga terganggunya supply chain di berbagai sektor.

Pemimpin Barat( US, NATO, EU) sudah menyatakan siap mendukung Ukraina untuk memenangkan perang ini , sementara Pihak Agressor Rusia-pun tidak berniat menghentikan perang ini sebelum target yang dimaksudkannya tercapai. Jadi pesimis akan ada perdamaian dalam waktu dekat ini. *Malah dikhawatirkan eskalasi akan meningkat terus dan bukan tidak mungkin bisa terjadi World War III sewaktu- waktu.

Perang Ukraina Vs Rusia ini telah mengakibatkan Krisis Kemanusiaan/ Pengungsi besar- besaran, Krisis Energi, Krisis Pangan, Inflasi yg tinggi dimana- mana dan sudah memunculkan krisis ekonomi/ Resesi dunia.

Menurut laporan Bank Dunia dan IMF yang diterima Presiden Jokowi baru-baru ini diprediksi ada 60 Negara di dunia yang akan ambruk ekonomi nya dan 40 Negara diperkirakan pasti Ambruk. Pertanyaannya Indonesia di klasifikasi mana ?.

Kalau ekonomi suatu negara benar- benar ambruk contoh yang nyata adalah Negara Srilanka , terbayangkan apa yang terjadi di Srilanka sekarang ini. Krisis ekonomi telah mengakibatkan krisis multidimensi yang parah.

Sebagai akibat Krisis dunia ini Indonesiapun sudah mulai merasakan dampaknya sekarang ini.

Harga minyak mentah saat ini( Juni 2022) sudah mencapai 122,24 USD perbarel sudah meningkat 2 kali lipat. Sementara harga asumsi APBN 2022 hanya 63 USD perbarel. Berapa lama lagi Pemerintah sanggup tidak menaikkan harga BBM dalam negeri dan berapa lama lagi kesanggupan menanggung subsidi BBM yg membengkak drastis. Belum lagi kenaikan harga Gandum dan Fertilizier ( pupuk) yg melonjak drastis yang mana juga sebagai akibat perang Ukraina Vs Rusia ini akan mempengaruhi kenaikan harga- harga produk pangan.

Belum lagi naik harga BBM saja didalam negeri, harga – harga kebutuhan pokok di pasar- pasar sudah melonjak tinggi. Semisal harga cabai sekarang sudah tembus 100 ribu per-kg.

Bila harga BBM dinaikkan sudah pasti kenaikannya akan merembet kenaikan harga kemana- mana.

Bila terjadi Krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia maka dikhawatikan akan menimbulkan juga krisis multidimensi, krisis sosial ( urusan kelangkaan minyak goreng saja sudah hebohnya bukan main) dan selanjutnya bisa krisis politik. Bukan tidak mungkin bila krisis ekonomi dalam negeri yg berkepanjangan bisa menyebabkan ” Chaos” di kemudian hari.

Presiden Jokowi ditantang untuk menyelesaikan pekerjaan 4 tahun dipadatkan dalam 2 tahun saja dalam situasi dan kondisi baru sembuh dari babak belur akibat pandemi Covid-19 dan sekarang sedang diperhadapkan lagi kepada Resesi dunia di depan mata. Ini suatu pekerjaan yang amat sangat tidak mudah.

KABINET SUPER DIBUTUHKAN PRESIDEN JOKOWI

Presiden Jokowi membutuhkan segera _*The Dream Team*_, *Kabinet Super* yang berkompetensi tinggi/ Profesional, The Right Man in The Right Place, berdedikasi tinggi, kompak dan fokus kpd pekerjaannya serta mampu menyelesaikan masalah( problem solver) yang begitu banyak.

Formasi Reshuffle Minor Rabu Pahing 15 Juni yang lalu sudah pasti tidak akan maksimal menghadapi tantangan yang dihadapi sekarang dan ke depan.

SIAPA MENTERI YANG PERLU DIRESHUFFLE ?

Menteri- Menteri yang segera harus di Reshuffel adalah :

•Menteri- Menteri yang berkinerja buruk.

•Menteri-Menteri yang tidak bisa menerjemahkan dan menjalankan Visi, Misi dan Program Presiden.

•Menteri-Menteri yang sudah fokusnya dan “ngebeletnya” mau NyaPres 2024. Lebih baik Menteri spt ini mundur saja, karena ketidakfokusan anda akan mengorbankan kepentingan rakyat banyak di masa sulit ini.

DIBUTUHKAN KEBESARAN JIWA PARTAI- PARTAI KOALISI

Kalau kabinet Presiden Jokowi tidak dapat menyelesaikan tugas- tugas berat 2 tahun ke depan dgn baik” sudah pasti yang rusak adalah Rakyat Indonesia” bukan Partai Politik, yang korban adalah Rakyat Indonesia.

Demi Rakyat, Bangsa dan Negara – yang selalu didengung- dengungkan Ketum- Ketum Partai Koalisi- utamakanlah keselamatan rakyat dan bangsa ini ketimbangan kepentingan Partai. Relakannlah Presiden Jokowi untuk melakukan Reshuffle sekali lagi untuk membentuk kabinet yang sesungguhnya dibutuhkan.Jangan diganggu- ganggu lagi. Partai- Partai Koalisi lebih baik fokus ke persiapan Pilpres dan Pemilu 2024. Berikan hak prerogratif Presiden Jokowi sepenuhnya didalam menyusun kabinetnya dalam menyelesaikan tugas berat 2 tahun ke depan.

Akhirnya kita tunggu keberanian Presiden Jokowi untuk segera melakukan Reshuffle berikutnya, mumpung masih ada waktu dan Partai- Partai Koalisi hendaknya berpikir untuk kemaslahatan rakyat,bangsa dan negara, yang utama bukan untuk kepentingan Partai semata.

Saya tutup tulisan ini dgn golden quote dari Petinju Legendaris Muhamad Ali, He who is not courageous enough to take risks will accomplish nothing in life.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *