Pencegahan DBD di Purwakarta

PURWAKARTA, Pijar Nusa – Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Deni Darmawan saat ditemui pijarnusa.com di kantornya mengatakan, untuk DBD ini sebenarnya penyakit tropis Indonesia.

“Salah satu negara tropis yang menyerang pada saat musim penghujan dan peralihan musim penghujan ke musim kemarau dikarenakan kemarin musim penghujan yang curahnya cukup tinggi kemudian berkepanjangan biasanya DBD ini menyerang pada saat bulan Nopember-Desember,” ujarnya, Kamis (16/01).

Untuk sekarang kenapa beralih ke bulan Januari, kata dia, karena sangat berkepanjangan musim penghujan kemudian mengakibatkan telur-telurnya menetas pada bulan-bulan sekarang tepatnya dibulan Januari ini kemudian mereka berkembang.

“Yang paling baik untuk pencegahan DBD adalah dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), jadi semua masyarakat harus tahu bagaimana cara membuang jentik-jentik nyamuk yang muncul dari mulai penampungan bak mandi, tempat minum burung, genangan-genangan air sekitar rumah pada solokan ini harus dengan cara PSN,” jelasnya.

Karena menurutnya, kalau untuk fogging itu adalah untuk membunuh nyamuk dewasa itu tidak epektif sebenarnya, tapi fogging juga dilaksanakan bila mana terjadi dalam satu lingkungan ada yang lebih dari dua sampai empat pasien yang positif kena DBD itu pun melalui uji kultur ilmubulin positif DBD-nya jangan berdasarkan satu patokan pada diagnosa saja tetapi harus ada lab – lab sehingga hasil lebnya bisa mendukung.

Di tempat terpisah Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Purwakarta Muh Zubaedi menambahkan, “Jadi kami menyerukan ke semua Puskesmas bahwa bila ada masyarakat yang terjangkit DBD ataupun penyakit lain itu harus segera ditangani secepan mungkin agar pasien bisa ditangani dengan baik.” Ucapnya.

“Dan kami berharap kasus yang ada di Desa Linggamukti Kecamatan Darangdan tidak terulang lagi di Kecamatan lain dan sebelumnya juga kami sudah melaksanakan sosialisasi melaluli program kami akan selalu berupaya di acara minggon di masing-masing Kecamatan,” tegasnya.

“Sehingga bisa menyampaikan program sosialisasi kepada masyarakat terus dilakukan melalui camat, kepala desa dan kepala Puskesmas untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara menguras, menutup dan mengubur (3M) dan mengaktifkan kembali jumantik dimulai dari tiap keluarga,” tandasnya.(Lily)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *