Normalisasi Sungai Cikijing Rancaekek Memakan Korban Jiwa

Kab.Bandung, Pijarnusa.com – Warga digegerkan dengan penemuan mayat perempuan di kali sungai Cikijing Kp Rancakendal RT 03 / 08 desa Jelegong kecamatan Rancaekek kabupaten Bandung.

Mayat pertama kali ditemukan oleh warga yang kebetulan lewat, posisi mayat dalam keadaan sudah mengambang di kali sungai Cikijing yang masih dalam pekerjaan normalisasi pelebaran sungai Cikijing pada hari Selasa (25/02/20) sekitar pukul 10.00 Wib.

Menurut salah saksi , Yoyo (50) warga kp Rancaekndal RT 03/08 Desa Jelegong, mengatakan, pertama yang melihat ada yang mengambang di sungai Cikijing. Deren, Warga RT 03/08, langsung memberi tahu ke warga lain yang kebetulan berdekatan dengan pengerjaan proyek normalisasi sungai. Menurut warga mengira yang mengambang itu boneka maka dibiarkan tapi setelah ada yang mengetahui dan melihat bahwa itu mayat kata seorang warga, akhirnya warga berbondong-bondong untuk memastikan jasad korban.

Warga tidak berani mengangkat mayat tersebut sebelum ada pihak berwenang tiba di lokasi. Setelah datang dari kepolisian baru anggota Binmas diperbolehkan untuk merubah posisi yang tadinya terkurap dibalikan dan jadi terlentang, ternyata perempuan paruh baya.

Menurut warga, korban bukan orang jauh, masih wilayah sekitaran kali Cikijing, TKP desa Jelegong Kecamatan Rancaekek Kab.Bandung yang diketahui berinisial DI perempuan usia 53 tahun, kebetulan ada warga yang mengetahui bahwa jasad korban adalah orang yang dicari-cari karena sebelumnya keluarga korban pernah mengabarkan kehilangan anggota keluarganya yang sudah satu hari satu malam tidak pulang dan dicari ke sanak family nya, dan akhirnya bisa dipastikan bahwa korban DI warga kp. Rancakendal RT 04/ RW 08.

Untuk mengangkat jasad korban dan melakukan penanganan pertama dengan indentifikasi oleh petugas, unit Inapis Polresta Bandung yang datang setelah mendapatkan laporan dari pihak kepolisian Polsek Rancaekek.

Kapolsek Rancaekek Kompol Imron Rosadi S.Ag menyampaikan, dikarenakan permintaan dari pihak keluarga yang tidak menginginkan korban untuk diotopsi dengan disertai surat pernyataan dari keluarga korban.

“Maka jasad korban pun langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” tegas Kapolsek.

“Kami menghimbau agar masyarakat tidak mendekati zona bahaya aliran sungai yang sudah dipasangi pagar pembatas, guna meminimalisir terjadinya insiden serupa dan demi keselamatan bersama,” pungkasnya.

Sementara itu kepala desa Jelegong menyampaikan kepada awak media bahwa pihaknya sudah memberikan sosialisasi kepada warga masyarakat agar menjauh dari batas pagar. “Dan memang diakui bahwa belum adanya lampu penerangan disepanjangwarga Dikejut kan Dengan Penemuan Mayat Disungai Cikijing Rancaekek,” ucapnya.

Dikatakan, menurut warga, korban bukan orang jauh masih wilayah sekitaran kali Cikijing, TKP desa Jelegong Kecamatan Rancaekek Kab.Bandung yang diketahui berinisial DI perempuan usia 53 tahun, kebetulan ada warga yang mengetahui bahwa jasad korban adalah orang yang dicari-cari karena sebelumnya keluarga korban pernah mengabarkan kehilangan salah satu anggota keluarganya.

Hal yang sama disampaikan oleh petugas dari TNI Letda Amin yang ditugaskan untuk bekerjasama antara pihak PT pengelola normalisasi sungai dengan berbagai pihak.

“Kami mengakui belum adanya lampu penerangan jalan di sepanjang jalur normalisasi, dan itu akan jadi bahan evaluasi kami secepatnya,” tuturnya.

Disinggung soal pagar pembatas keamanan yang hanya mengandalkan dari batang bambu saja dan diperkirakan kurang memenuhi standard keamanan, dia mengatakan, “kami akan evaluasi juga bahwa kedepannya ditambah dan dikerapkan agar tidak terdapat ruang dan dapat meminimalisir kejadian yang sama agar tidak terulang.”

“Kami hadir disini bukan untuk perusahaan tapi untuk masyarakat, dan saya pun tidak akan segan-segan menegur masyarakat jika ada yang tidak menghiraukan himbauan kami yang peduli akan keselamatan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu salah satu warga yang identitasnya minta dirahasiakan yang juga masih famili korban menuturkan bahwa, “korban dicari cari semenjak kemarin dengan pamit untuk ke sawah sekitar pukul 07.00 pagi, dan ditemukan sudah tidak bernyawa lagi,” tuturnya.

“Kami tidak pernah mendapatkan sosialisasi tentang rambu rambu atau peringatan untuk keselamatan, menurut kami juga bahwa pagar yang ada tidak sesuai dengan standart keamanan dan keselamatan kerja (K3), serta tidak adanya lampu penerangan jalan disepanjang jalur normalisasi sungai,” pungkasnya.

Ketika tim media ini hendak mewawancarai yang diduga Pimpinan dari PT Adhi Karya yang beralamat di Solokan Jeruk Majalaya yang terlihat hadir di lokasi, setelah menemui keluarga korban, yang bersangkutan langsung meninggalkan lokasi dengan tidak mau memberikan statement dan klarifikasi perihal pagar pembatas keamanan dan keselamatan kerja, serta minimnya rambu-rambu peringatan, dan tidak adanya lampu penerangan jalan di sepanjang jalur normalisasi sungai.
(Asep NS)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *