Ibu Tarsiah Ingin Jasad Anaknya Segera Dipulangkan Dari Riyadh

PURWAKARTA,- Ibu Tarsiah (60) warga Desa Malangnengah Kecamatan Sukatani Purwakarta tiap harinya gelisah lantaran terbayang wajah anak bungsunya yang meninggal di timur tengah (Riyadh) sewaktu almarhumah kerja menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).

“Saya merasa kaget ada kabar dari orang desa kalau ga salah Minggu malam Senin ngasih kabar ke saya dari pak Wanda sekitar pukul 22.00 Wib (cenah kiyeu, ceuk si wanda punten ma ulah kaget, ari euma gaduh budak nu damel di Riyadh henteu? naon kitu? Budak teh gering dirumah sakit dirawat).” Ucapanya.

“Sehabis tahu kabar seperti itu ema sama keluarga menangis histeris sampai sekarang pihak keluraga merasa terpukul walapun dari pihak perusahaan memberikan imbalan tetapi ema mah teu tiasa bobo ka pikiran wae jeng si neng teh sok nembongan wae,” ujar Tarsiah saat ditemui awak media dirumahnya sambil menangis, Minggu (5/4/20).

Dikatakan, sampai saat ini jasad almarhumah tidak bisa dipulangkan ke Indonesia. “saya mah tidak tahu masalah ini sudah ada yang ngurusin. Ya kalau jasadnya bisa diantarkan ke pihak keluarga saya mah sangat bersyukur soalnya ini yang diharapkan oleh pihak keluarga.” Ungkapnya.

Tati seponsor dari PT Putra Bahana Timur Megah kalau saat ini menjadi PT Putra Timur Mandiri yang awal mula memberangkatkan Titin Fatimah (Alm) saat ditemui dirumahnya mengatakan, “emang kejadian ini sudah lama dia ditampung oleh serikat Riyadh, entah kenapa dia keluar serikat tersebut, dimana-mana juga kalau namanya orang kabar susah didekteksi, maka tugas kami memberi tahu pihak keluarganya dan saya tidak akan tanjung jawab kalau emang ini terjadi tetapi pada akhirnya kejadia tetap saya juga ikutan terlibat,” ujarnya.

Sebetulnya, lanjut Tati, masalah ini sudah lama dan sudah beras, bahkan pihak keluarga (suami) yang langsung menerima uang tersebut dari pihak perusahaan dan dari pihak Kedutaan besar Republik Indonesia (KBRI) juga ikut menyelesaikan.

“Walaupun orang tersebut keluar dari serikat tapi kita tidak bisa begitu saja, setidaknya kita sudah merasakan rizki mereka kita harus bisa memperjuangkan, biar pihak keluarganya bisa menerima uang kematian biar kita tidak disalahkan karena kita sudah mengusahakan walaupun tidak maksimal,” tandasnya.(Lily)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *