Save Our Schools (S.O.S): Selamatkan Eksistensi Sekolah Swasta dengan Menghibahkan Biaya Sekolah

OPINI323 Views

Semenjak pemerintah menetapkan siswa belajar di rumah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, eksistensi sekolah swasta mengalami fase yang cukup berbahaya serta membutuhkan pertolongan. Selama ini keberadaan sekolah swasta sangat membantu pemerintah dalam penuntasan wajib belajar yang jumlahnya sebanyak 138.277 sekolah atau sekitar 45% dari sekolah negeri (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).

Setidaknya ada tiga fase kritis yang dialami sekolah swasta dalam masa Pandemik Covid-19 yaitu, (1) Fase perubahan belajar dari luring menjadi daring yang membutuhkan prasyarat dan peran khusus, (2) fase perubahan mindset; knowledge; dan skill warga sekolah (baca: guru dan orangtua) dalam keberhasilan belajar daring, dan (3) fase kritis keuangan sekolah untuk mendukung kelangsungan pelayanan pendidikan.

Pada fase pertama, ada sekolah swasta yang berhasil menyesuaikan diri dan ada pula yang hingga saat ini masih kesulitan menemukan bentuk pembelajaran daring yang efektif. Fase ini menimbulkan problem baru terkait prasyarat belajar daring dan penyesuaian peran guru serta orangtua dalam membelajarkan siswa di rumah. Ketidakberhasilan melewati fase ini memunculkan ketidakpuasan orangtua yang diekspresikan dengan mempersoalkan biaya sekolah yang dibayarkan.

Fase yang kedua tidak kalah menarik, karena pada fase ini sekolah mesti merubah mindset, knowledge, dan skill guru agar berubah cepat mengikuti perubahan cara belajar dari luring menjadi daring. Sementara dalam waktu yang bersamaan, sekolah swasta masih harus menghadapi gelombang besar ketidakpuasan orangtua dalam efektifitas pembelajaran daring yang dianggap menyita waktu dan konsentrasi besar orangtua dalam menangani putra-putrinya belajar di rumah.

Fase yang ketiga adalah fase yang cukup mengkhawatirkan yaitu terkait dengan merosotnya penerimaan SPP bulanan siswa dari 30% hingga 60%. Padahal SPP masih diandalkan sekolah swasta untuk menggaji guru dan karyawan. Meskipun sekolah swasta menerapkan kebijakan yang berbeda-beda terkait dengan pengurangan biaya sekolah akibat dampak Covid-19, akan tetapi pada hakikatnya tidaklah menyelesaikan inti persoalan dalam keberlangsungan sekolah swasta. Karena sesungguhnya, SPP bulanan mengalami kemacetan akibat melemahnya ekonomi masyarakat.

Oleh karena itu, kesadaran masyarakat bahwa pendidikan adalah pilar utama dalam kehidupan yang harus dirawat dan diselamatkan keberadaannya, mesti dibangun kembali sebagai penyelamat pendidikan di masa Pandemik Covid-19. Cara yang paling efektif adalah dengan mendorong kerelaan masyarakat untuk menghibahkan kelebihan biaya pendidikan yang saat ini ramai dipersoalkan. Hibah kelebihan biaya pendidikan ini dapat digunakan sekolah untuk meningkatkan kapasitasnya dalam pembelajaran daring serta menjadi dana penyelamat agar gaji guru tetap bertahan sampai Covid-19 ini berlalu.

Memang tidak mudah berderma di saat ekonomi mengalami kesempitan dan kemerosotan. Oleh karenanya, agama memberikan kemuliaan bagi siapapun yang masih tetap berderma di saat sempit dan sulit. Saatnya kita bahu membahu agar pilar penting ini dapat tetap lestari dalam keadaan apapun dan sampai kapanpun.

Penulis
Iqbal Fahri
Kepala SMP Daar el-Salam
Pemerhati dan Praktisi Pendidikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *