Atasi Ledakkan Jumlah Penduduk dengan MOP

Oleh : Eti Marliati, S.Pd
(Penyuluh KB Ahli Madya, Kab. Bandung BKKBN Prop. Jabar)

Masalah Penduduk berhubungan erat dengan tinggi rendahnya beban negara untuk memberikan penghidupan yang layak kepada setiap warga negaranya, maka pemerintah memberikan serangkaian usaha untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar tidak terjadi ledakan penduduk yang lebih besar. Salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan menggalakkan program KB (Keluarga Berencana).

Program Keluarga Berencana merupakan program skala nasional untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertambahan jumlah penduduk di suatu negara.

Program KB dibuat untuk menciptakan kemajuan, kestabilan dan kesejahteraan ekonomi keluarga. Yang diatur dalam UU No 10 tahun 1992 Tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera.

Untuk mewujudkan keberhasilan program KB, masyarakat sangat disarankan untuk memakai alat kontrasepsi. Pemakaian alat konstrasepsi ini bertujuan untuk mencegah, menunda dan menjarangkan kehamilan. Ada beberapa jenis alat kontrasepsi diantaranya, IUD, implan/susuk, vasektomi (MOP), tubektomi (MOW), suntik, Pil dan Kondom.

Hanya saja yang menjadi masalah saat ini, kurangnya pengetahuan akan metode memilih kontrasepsi, keuntungan, kerugian, serta efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi tersebut. Pemerintah mengharapkan partisifasi kaum pria dalam Keikut sertaan dalam ber KB, yaitu dengan menjadi Akseptor MOP (Kontap) / Vasektomi.

DP2KBP3A Kab. Bandung dalam Tahun 2020 akan mengadakan pelayan MOP, yang dalam pelaksanaannya dibagi menjadi beberapa wilayah ( Dapil ) dengan waktu sudah terjadwal. Untuk meningkatkan partisifasi dan keikutsertaan pria dalam ber-KB, maka Petugas Penyuluh KB Kecamatan Nagreg melakukan pendekatan-pendekatan ke berbagai lapisan dengan Inovasi pendatangi Setiap Pangkalan-pangkalan Ojeg yang diberi judul “ Road Konseling MOP dengan Tema Ngopi Bareng di Pangkalan Ojeg “ untuk memberi pemahaman dan penyampaian Informasi tentang Kontrasepsi Mantap (Kontap) MOP/Vasektomi kepada masyarakat salah satunya kepada para Tukang Ojeg dan PUS Resti ( Resiko Tinggi).

Banyak masyarakat yang salah paham antara kebiri dengan MOP/Vasektomi, Kebiri adalah pengangkatan testis, sementara MOP/Vasektomi dilakukan dengan membuat satu atau dua sayatan kecil pada kulit scrotum (kantung buah zakar), kemudian saluran keluarnya diikat sehingga ketika keluar tidak mengandung sperma lagi. Dengan MOP, produksi hormon testoteron pria tetap berjalan seperti biasa. Sementara kebiri membuat laki-laki tidak bisa memproduksi sperma lagi. “MOP ini tidak perlu dikhawatirkan menimbulkan impotensi, semua fungsi kejantanan laki-laki masih normal dengan metode MOP”.

Apa itu MOP atau Vasektomi?

MOP/ Vasektomi adalah prosedur bedah untuk memotong vas deferens pria agar sperma tidak bisa memasuki air mani dan mencegah ejakulasi saat melakukan hubungan seksual.

Sperma yang diproduksi oleh testis, sepasang struktur berbentuk oval yang dilindungi oleh skrotum di bagian belakang penis. Kemudian, sperma berenang di sepanjang epididimis hingga ke tabung panjang yang bernama vas deferens. Sperma yang mencapai kantung semen dan saluran ejakulasi, akan bercampur dengan cairan semen dan menjadi air mani. Saat berhubungan seksual, air mani membawa sperma ke dalam sistem reproduksi wanita hingga mencapai dan membuahi sel telur.

Memotong vas deferens adalah metode kontrasepsi yang paling efektif karena sperma tidak akan keluar bersama air mani. Prosedur ini tidak akan memengaruhi produksi sperma di dalam testis, sperma tidak akan bisa bercampur dengan air mani, melainkan diserap oleh tubuh. Beberapa dokter akan menyarankan untuk membekukan sperma bila pasien masih ingin bereproduksi setelah menjalani vasektomi.

Siapa yang Perlu Menjalani Vasektomi dan Hasil yang diharapkan
Vasektomi dianjurkan bagi pria yang tidak ingin memiliki anak. Ini merupakan metode kontrasepsi permanen. Sehingga pasien, meskipun telah dianggap sebagai kandidat ideal, tetap disarankan untuk menjalani konsultasi terlebih dahulu sebelum membuat keputusan. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyesalan di masa depan. Lebih baik lagi, jika pria yang masih berusia muda menunggu selama beberapa tahun sebelum memutuskan untuk menjalani vasektomi.

Vasektomi merupakan prosedur dengan tingkat keberhasilan dan kepuasan yang tinggi, kemungkinan pasien membuahi sel telur kurang dari 1%. Penting untuk diketahui bahwa vasektomi tidak langsung bekerja, sebab ini tidak menghilangkan sisa sperma di dalam saluran ejakulasi. Pasien perlu menggunakan metode kontrasepsi alternatif, seperti kondom, untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan, hingga hasil analisa sperma menyatakan bahwa air mani sudah bebas sperma.

Setelah menjalani prosedur ini, biasanya area kemaluan pasien menjadi mati rasa. Oleh karena itu, pasien akan diberi resep obat-obatan pereda nyeri untuk mengobati efek samping. Selain itu, pasien juga menerima antibiotik untuk mencegah infeksi. Dokter juga menganjurkan pasien untuk menggunakan celana boxer atau celana dalam ketat untuk menopang skrotum selama proses pemulihan. Pasien boleh melanjutkan aktivitas harian, termasuk hubungan seksual dalam beberapa hari pasca operasi.

Demi menekan Laju pertumbuhan penduduk, Kita berharap semua pihak dapat berkomitme, Mendukung dan memperkuat program KB dalam menurunkan angka Kelahiran dan menurunkan ledakan Jumlah Penduduk untuk pembangunan demi mencapai SDM Unggul dan Indonesia Maju.(Iin Nasikin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *