Membangun Toleransi dan Moderasi Beragama Kota Depok

Jawa Barat157 Views

DEPOK – Forum Kerukunan Umat Bergama FKUB Depok Gelar pertemuan atar umat beragama guna menjawab tudingan Depok sebagai Kota Paling Intoleran di Indonesia.

Diawali dengan pertemuan MUI Pusat, MUI Depok serta FKUB Depok untuk mengkaji dan bembahas terkait sebutan Kota Depok intoleran yang selalu didengungkan Lembaga Riset Setara.

Sebutan Kota Depok intoleran membuat gerah warga masyarakat termasuk FKUB setempat. Senin (19/06/2022)

Terkait hal tersebut MUI Pusat pun meurunkan timnya untuk mendapatkan masukan langsung tentang Kerukunan dan beragama di Depok

Topik bahasan pun megambil tema Membangun Toleransi dan Moderasi Beragama di Kota Depok

Hasil bahasan ini nantinya menjadi masukan MUI Pusat untuk mengkaji secara ilmiah terkait sebutan Depok Kota paling intoleran di Indonesia.

Ketua FKUB Depok Habib Mukhsin Ahmad Alatas sempat bertanya otoritas lembaga tersebut yang memberikan rapot buruk” Kota paling intolerensi “bagi Kota Depok ?

Ia menduga ada kepentingan terselubung dibalik survey mempunyai dampak luas dan dapat menjadi sumber konflik dimasyarakat nantinya.

“Kami tinggal di Kota Depok rukun rukun saja dengan umat beragma lainnya seperti umat Katholik ktisten, Hindu, Budha dan Konghuhue serta umatainnya” tegasnya.

“Istitusi Setara untuk kesekian kalinga memvonis Depok sebagai kota paling Intoleransi ini patut dipertanyakan” tambahnya.

Sementara itu Ketua FKUB Habib Muhsin Ahmad Al Alatas dalam paparanya juga memertanyakan hasil penelitian Depok Kota paling intoleransi,

Habib kwuatir hasil survai yang tidak jelas varible para meternya menjadi acuan dari instigusi swpedri BNPT dan Kepolisian dan institusi lainnya.

“Ia menyebutkan hasil survai yang tidak jelas ini bisa jadi sumber konplik dimsyarakat nantinya.” tegas Habib.

Majelis Ulama Indonesia MUI nantinya akan melaksanakan penelitian untuk mengcounter akan penelitian ini sekaligus menjawab hasil survai Depok Kota Paling intoleran di Indonesia secara ilmiah.

Kita semuanya hidup dengan nilai nilai kemanusian yang universal begitu juga dengan masalah Teknologi kita jalani dengan saling menghormati.

“Jadi masalah agama sudah selesai yang berbahaya saat ini adalah provokasi orang – orang tidak suka dan para buzers yang mengadu domba antar umat beragama agar kita menjadi tidak rukun.” tegasnya.

Sementara wakil dari Kemenag Hasan Basri dalam paparannya menyebutkan, dalam membangunn kerukunan kementrian agama Kemenag juga memberikan tempat sama dengan adanya urusan agama Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucue, paparnya

Depok dengan berbagai kultur budaya sudah sepantasnya menggelar kegiataan sepeeri ini minimal tiga bulan sekali.

“Dengan pertemuan tersebut Koorsinasi FKUB, nantiya dapat menemukan permasalahan dan solusi terkait dengan sebutan Kota Paling In Toleransi.” Tutur Hasan Basri.

Sehingga nantinya dapat mewujudkan Depok sebagai kota moderasi beragama dengan kerukunan keaneka ragaman beragama dan kita dapat melahirkan benih toleransi dalam bergama di Kota Depok.

Sedankan perwakilan dari Kesbangpol Dewi Indriani mengatakan, pihaknya selama ini menfasilitasi dari berbagai organisasi kemasyarakatan dan FKUB dan potensi masyarakat lainnya.

Diskusi FKUB Depok yang digelar di Rm Simpng Raya Margonda Raya diikuti sekitar lima puluh perwakilan Umat Islam Katholik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucue serta ormas keamgaan lainnya.(Wismo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *