Jawa Barat179 Views

Kesabaran menjadi kunci bagi pengrajin kue jalabria walaupun di masa pandemic Covid-19. Yang bisanya mereka bisa menghabiskan 3 karung beras ketan hitam per harinya untuk saat ini cuman bisa menghabiskan satu karung beras ketan hitam perharinya.

Tetapi mereka tetap berjalan walaupun produksinya menurun tetap semangat untuk mengejar rizki melalui kue jalabria, kami harus terus produksi karena kami sudah konsekwen memberikan pelayanan terbaik khususnya bagi pelanggan yang sering beli ditempat kami.

Kue tradisional jalabria, merupakan jajanan jaman dulu (jadul) yang bentuknya menyerupai kue cincin. Meski serupa, namun kue tradisional ini memiliki resep khas yang membuatnya berbeda dengan jajanan tradisional lainnya.

Saat ditemui ditempat produksinya, pengrajin kue di Kampung Maracang RT 06 RW 02 Desa Maracang Kecamatan Babakancikao Purwakarta, Rabu (11/11/20) malam ini salah satu pengrajin kue jalabia Wahyudin (54) mengatakan bahwa kue basah ini hampir mirip seperti Kue gemblong.

“Yakni sama-sama terbuat dari ketan hitam disertai dengan gula merah. Bedanya kalau ini gulanya di dalam, kalau gemblong gulanya di luar,” kata pengrajin kue Jalabia kepada pijarnusa.com.

Meski kue ini merupakan salah satu kue jaman dulu yang sangat enak, namun nampaknya tak banyak masyarakat yang mengenalinya di masa kini. “Kue Tradisional Jalabira gak tau?” kata Ade.

Hal serupa juga dikatakan oleh Juanda. Menurut Ade dan Juanda, keduanya sama-sama asing dengan nama kue Jalabia tersebut.“Tapi kayaknya kalo kue cincin yang dari ketan hitam itu pernah lihat tapi gatau namanya” kata Juanda.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *